Sabtu, 12 Oktober 2013

Jejak Santri (Sebuah Puisi)





Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Disini.. Ketika kuterbangun, terpikir olehku, apa yang telah kulukis pada gerbangnya, apa yang sudah kutoreh pada dindingnya…
Percikan air jiwa yang mengalir di sini, tidak tampak, tidak terdengar. Tapi sungguh terasakan kesejukan saat mencicipi airnya…
Kita yang berada disini laksana pepohonan, yang satu  menjalar dan yang lain merapat, yang satu  menjulang dan yang lain melindungi, bukan menjulang untuk mengungguli. Begitupun kita DISINI.
Kita yang berada disini laksana pepohonan dan daunnya, pepohonan menyerap makanan dari tanah, menunjukkan bahwa terkadang daun harus gugur agar pohon bertahan pada hari-hari terik. Dedaunan merasa, ia terlahir untuk melindungi pohon… bukan pohon terlahir untuknya. Dedaunan mengerti, saat ia gugur nanti, jasadnya kan jadi energi baru bagi sang pohon. Begitupun kita DISINI.
Disini. ketika kumenghirup nafas, aku tertegun…  Alhamdulillah, Allah telah menuntun langkah hidupku menjejakkan kaki disini. Subhanallah, hingga lampu-lampunya menyinariku disini…
Disini, sering kita temukan gelak tawa riang dan tangis sendu menari bersama bagai angin dingin dan panas bergelut menjadi hangat…
Lembaran-lembaran kertas kuning pena Hi-Tech, yang tak pernah lepas dari genggaman kita. Baris demi barisnya mengajarkan kita bernafas… mengajarkan bersujud… mengajarkan kita untuk terus berjuang…
Senandung bait-bait syarat akan makna, kita dendangkan disetiap serambi, sudut dan lorongnya.
Siapapun mereka, yang pernah menjejakkan kaki di halaman ini. Tak dapat mencari alasan untuk menyesal pernah berada disini.
Disini.. Ketika kuterbangun, terpikir olehku, apa yang telah kulukis pada gerbangnya, apa yang sudah kutoreh pada dindingnya…
Hanya sebuah kalimat sederhana yang bisa ku ungkap dan kutoreh digerbangnya.  Terima kasih PESANTRENKU.


AL FALAH 4 - NURUL HUDA.

Kediri, 13 Oktober 2013 / 8 Dzulhijah 1434 H